Minggu, 06 Desember 2015

Kampusku; antara pujian dan kritik



Universitas Muhammadiyah Malang terkenal dengan kampus yang asri, sejuk, dan menyenangkan. Itulah kalimat yang sering diungkapkan makhluk-mahkluk yang ada di dalamnya. Mahasiswa yang suntuk di kos, penat karena tugas yang pekat, tak perlu tempat wisata yang berbayar untuk menghilangkan suntuk dan penat itu. Cukup datang ke kampus, gazebo di bawah rindangnya pohon, hamparan danau, hingga sabana mini akan menemani kita menuju damainya jiwa.
Tidak cukup sampai di situ, terdapat banyak sekali ‘Sepeda Ontel’ yang akan mengantar perjalanan kita menuju tempat yang diinginkan, asalkan sepedanya tidak dibawa ke luar kampus ya, atau kita akan berurusan dengan tongkat satpam. Dan jangan merasa kecewa ya jika kita baru keluar dari parkiran, lalu ingin naik sepeda menuju GKB, lah kok menjumpai sepeda masih terborgol rapi di tempatnya. Aku lupa kapan program ‘Go Green’ itu dijalankan yang ditandai dengan peluncuran ratusan sepeda ontel tersebut. Yang ku tahu sekarang sepeda itu hari demi hari hilang dan beberapa yang rusak, entah penggunanya yang salah atau memang kualitas sepedanya yang rendah. Jadi maklum, sebagai wujud antisipasi sepeda-sepeda itu sering diborgol.
Hai kawan, pernahkah kalian masuk lorong GKB 1 lantai 3? Sebagian banyak mahasiswa pasti pernah melewati jalan ini. Ketika aku berjalan di sana, bagaikan pasar, duuuhh. Bagaimana tidak, dalam lorong yang sempit itu puluhan bahkan ratusan mahasiswa berkumpul dan berceloteh bak kawanan bebek di sana. Bahkan aku yakin, bagi kita yang tingkat kesabarannya rendah, seakan amarah adalah pilihan yang pasti ketika kita terburu-buru masuk kelas lalu terhadang kawanan manusia di lorong itu. Pengen sekali ku bisikan seuntai kata ke dalam telinga penguasa-penguasa di atas itu, ‘lihatlah mahasiswamu ini pak, tidak inginkah engkau menyediakan tempat tunggu yang layak, yang mendukung suasana belajar dan aman’.
Malam minggu kemarin, tepatnya Sabtu tanggal 5 Desember. Pada pukul 22.00 WIB aku melintas ke kampusku ini untuk menjemput temanku dari Sidoarjo. Masuk gerbang utama aku mencari temanku di dalam kerumunan orang-orang dan suara sound sistem yang menggetarkan telinga. Ketemu sudah temanku, lanjut perjalananku untuk pulang. Sesampainya di samping lapangan basket, sejenak ku tengok ke arah kanan, terdapat suatu panggung dengan gemerlap dan musiknya, yang melenakan penontonnya untuk ikut bergoyang dengan musik disko. Laki-laki dan perempuan jadi satu kerumunan yang saling berlompatan seraya mengangkat tangan. Aku tak tahu siapa dalang di balik itu, yang jelas acara macam itu yang bertempatkan di kampus Islamiku rasanya sangat janggal.
Yaa itulah kampusku kawan, banyak sekali hal yang bisa dijumpai di setiap ujung dan lorongnya.

0 komentar:

Posting Komentar