Universitas Muhammadiyah Malang terkenal dengan kampus yang asri,
sejuk, dan menyenangkan. Itulah kalimat yang sering diungkapkan makhluk-mahkluk
yang ada di dalamnya. Mahasiswa yang suntuk di kos, penat karena tugas yang
pekat, tak perlu tempat wisata yang berbayar untuk menghilangkan suntuk dan
penat itu. Cukup datang ke kampus, gazebo di bawah rindangnya pohon, hamparan
danau, hingga sabana mini akan menemani kita menuju damainya jiwa.
Tidak cukup sampai di situ, terdapat banyak sekali ‘Sepeda Ontel’
yang akan mengantar perjalanan kita menuju tempat yang diinginkan, asalkan
sepedanya tidak dibawa ke luar kampus ya, atau kita akan berurusan dengan
tongkat satpam. Dan jangan merasa kecewa ya jika kita baru keluar dari
parkiran, lalu ingin naik sepeda menuju GKB, lah kok menjumpai sepeda masih
terborgol rapi di tempatnya. Aku lupa kapan program ‘Go Green’ itu dijalankan
yang ditandai dengan peluncuran ratusan sepeda ontel tersebut. Yang ku tahu
sekarang sepeda itu hari demi hari hilang dan beberapa yang rusak, entah
penggunanya yang salah atau memang kualitas sepedanya yang rendah. Jadi maklum,
sebagai wujud antisipasi sepeda-sepeda itu sering diborgol.
Hai kawan, pernahkah kalian masuk lorong GKB 1 lantai 3? Sebagian
banyak mahasiswa pasti pernah melewati jalan ini. Ketika aku berjalan di sana,
bagaikan pasar, duuuhh. Bagaimana tidak, dalam lorong yang sempit itu puluhan
bahkan ratusan mahasiswa berkumpul dan berceloteh bak kawanan bebek di sana.
Bahkan aku yakin, bagi kita yang tingkat kesabarannya rendah, seakan amarah
adalah pilihan yang pasti ketika kita terburu-buru masuk kelas lalu terhadang
kawanan manusia di lorong itu. Pengen sekali ku bisikan seuntai kata ke dalam
telinga penguasa-penguasa di atas itu, ‘lihatlah mahasiswamu ini pak, tidak
inginkah engkau menyediakan tempat tunggu yang layak, yang mendukung suasana
belajar dan aman’.
Malam minggu kemarin, tepatnya Sabtu tanggal 5 Desember. Pada pukul
22.00 WIB aku melintas ke kampusku ini untuk menjemput temanku dari Sidoarjo.
Masuk gerbang utama aku mencari temanku di dalam kerumunan orang-orang dan
suara sound sistem yang menggetarkan telinga. Ketemu sudah temanku, lanjut
perjalananku untuk pulang. Sesampainya di samping lapangan basket, sejenak ku tengok
ke arah kanan, terdapat suatu panggung dengan gemerlap dan musiknya, yang
melenakan penontonnya untuk ikut bergoyang dengan musik disko. Laki-laki dan
perempuan jadi satu kerumunan yang saling berlompatan seraya mengangkat tangan.
Aku tak tahu siapa dalang di balik itu, yang jelas acara macam itu yang
bertempatkan di kampus Islamiku rasanya sangat janggal.
Yaa
itulah kampusku kawan, banyak sekali hal yang bisa dijumpai di setiap ujung dan
lorongnya.
0 komentar:
Posting Komentar