Kini Ilalang Kecil Tak Lagi Sendiri

Sejak kecil Ilalang itu sendirian. Tak punya kawan, tak ada yang melihat, apalagi merawat. Tak heran, Ilalang itu selalu berulah, ingin diakui keberadaannya.

Bangga Menjadi Anak Petani

Pagi hari tak begitu berat bagi Ilalang. Namun, tidak bagi laki-laki paruh baya yang di pagi harinya harus bergegas pergi ke sawah sebagai seorang petani desa. Petani desa tersebut merupakan ayah dari Ilalang. Walau mereka bapak dan anak, namun mereka tak satu atap.

Televisi; hiburan, pendidikan atau perusak moral

Jangan biarkan anak menyaksikan acara yang tidak sesuai dengan usianya. Orang tua menemani sang anak nonton, bukan malah orang tua yang ditemani anak menonton televisi.

Antara Teori mengajar menurut Howard dengan Sepenggal kisah belajar Naruto

Jika ditelusuri lebih dalam, ternyata pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana telah diimplementasikan oleh Naruto. Dalam kesehariannya berjalan menapaki kehidupan..

Satu Bulan Dalam Sanubaru Perjuangan

Seorang filsuf dan politikus Prancis bernama Charles de Montesquieu pernah mengatakan, “agar menjadi benar-benar hebat, seseorang harus berdiri dengan masyarakat, bukan berdiri di atas mereka”..

Setiap Tulisan Punya Pasarnya Sendiri

Jangan mengkerutkan dahi dan patah semangat. Ejekan seperti itu bukan menjadi alasan kita menaruh pena dan berhenti menulis. Berpikirlah positif!! Mungkin selerah mereka yang mengejek tulisan kita terlalu rendah, sehingga tidak tertarik dengan tulisan kita yang luar biasa.

Selasa, 05 Januari 2016

Para Sarjana Tak Harus Membuka Lapangan Kerja


Oleh. Arin al-Aziz

Ada yang mengatakan kalau sarjana semestinya tidak mencari kerja, tapi menciptakan lapangan pekerjaan baru agar bisa mempekerjakan orang-orang yang belum bekerja. Saran itu sangat bagus dan konstruktif, namun sebenarnya tidak selalu relevan pada semua jenis pekerjaan. Mereka yang belum bekerja, atau katakanlah pengangguran, tidak semata karena belum mendapatkan pekerjaan, melainkan karena tidak memiliki skill pada bidang pekerjaan tertentu. Misalkan, ada lowongan pekerjaan menjadi penjaga warnet, namun yang bersangkutan sama sekali buta teknologi, dan kalau di paksa bekerja, hasilnya juga tidak maksimal.
Begitu pun misalkan, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang desain. Ada banyak lowongan untuk menjadi desainer visual, tapi tidak semua orang memiliki skill tersebut. Salah seorang editor senior di koran terkenal di Malang juga sempat mengeluhkan susahnya mencari wartawan. Juga sebuah CV jasa pengembang website yang susah mencari kontent writer. Belum lagi bidang lain seperti Pendidikan, akuntan, translator, dll. Masalah utamanya bukan kurangnya lapangan pekerjaan, tapi minimnya skill yang dimiliki sehingga meskipun ada lowongan pekerjaan, mereka tidak terserap.
Untuk membuka lapangan pekerjaan pun juga tidaklah mudah. Selain butuh skill, jaringan, kemampuan manajemen dan leadership. Membuka lapangan pekerjaan adalah hal yang bagus, atau minimal memiliki usaha yang dikerjakan sendiri. Tapi masuk dalam sebuah perusahaan dan lembaga untuk ikut mengembangkan di dalamnya juga tidak kalah bagus. Meskipun tidak menciptakan lapangan pekerjaan baru, tapi ikut mengembangkan lapangan pekerjaan yang sudah ada juga sangat penting.

Nasehat Lukman Kepada Putranya Yang Patut Diteladani


Oleh. Rozz Imperata

Sesungguhnya segala puja dan puji syukur itu hanyalah kepada Allah semata, dan kita akan senantiasa  memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, memohon ampunan-Nya. Dan kita akan senantiasa menjadikan Allah sebagai satu-satunya pelindung dari segala kejahatan dan hawa nafsu yang ada dalam diri kita, serta dari segala amalan kita yang buruk. Barang siapa yang mendapatkan petunjuk dari Allah, ibarat pohon yang besar yang akarnya tertanam kuat di dalam tanah, sehingga sekuat dan sekencang apapun angin menerjang pohon itu tidak akan pernah tumbang.  Dan barangsiapa yang tidak mendapatkan petunjuk dari Allah, ibarat seseorang yang naik kereta lalu keretanya anjlok, ketika keretanya anjlok bukan hanya orang-orang yang berada di dalam kereta yang bahaya, tapi juga yang berada disamping kereta. Kalau ia orang tua ia akan membahayakan anaknya, apabila ia seorang anak maka akan membahayakan orang tuanya, dan apabila ia pemimpin maka akan membahayakan rakyatnya. Seperti itulah gambaran orang yang mendapatkan petunjuk dan tidak mendapatkan petunjuk dari Allah. (muqoddimah yang sering dibawakan Alm, Uje dalam ceramahnya).
Cahaya. dengan cahaya, manusia akan mudah dalam melakukan sesuatu, bayangkan hidup ini tanpa cahaya, ibaratnya listrik mati, manusia akan sulit dalam melakukan segala sesuatu. Berbicara tetang cahaya akan berkaitan juga dengan cahaya hati. Cahaya hati, jika hati ini bercahaya keimanan, maka hati akan menjadi tenang serta akan dengan ringan dalam mengerjakan suatu amalan kebajikan. Berikut penulis sedikit memberi tausyiah tentang nasehat Lukman kepada putranya, yang insya Allah akan memberikan juga kepada cahaya hati.
Pada suatu ketika, sang putra bertanya kepada Lukman. Wahai ayahku, apabila di dunia ini saya hanya boleh memilih satu, maka apa yang harus saya pilih? Lalu Lukman menjawab, wahai putraku jika di dunia ini engkau hanya boleh memilih satu, maka pilihlah ad-diin (agama). Agama menjadi hal yang sangat penting dalam kehidupan. Banyak orang yang menganggap agama itu mengekang, agama adalah sumber pengekangan hidup, melakukan ini haram, itu haram. Padahal, agama sejatinya bersifat menyelamatkan, karena agama memerintahkan dan melarang yang di dalamnya terdapat kebagikan bagi semua umat manusia.

Minggu, 03 Januari 2016

Pendidikan dan Ekonomi Masyarakat


Oleh. Rozz Imperata



Kontribusi pendidikan bagi pembentukan corak dan kualitas masa depan peradaban umat manusia tidak dapat dipungkiri lagi, apalagi dinafikan. Pendidikan hingga abad modern ini tetap diyakini sebagai tempat strategis untuk membuka wawasan dan memberikan informasi yang paling berharga mengenai makna dan tujuan hidup sebagai norma-norma yang dipegang, membantu generasi muda dalam mempersiapkan berbagai kebutuhan yang esensial untuk menghadapi tantangan perubahan-perubahan di masa depan, menciptakan keseluruhan visi kehidupan individu, masyarakat dan bangsa. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek kehidupan manusia. Pendidikan sebagai usaha sadar yang dibutuhkan untuk menyiapkan anak manusia demi menunjang perannya dimasa depan.[1]
Pandangan klasik tentang pendidikan pada umumnya disebut sebagai pranata yang dapat dijalankan pada tiga fungsi sekaligus; Pertama, menyiapkan generasi muda yang akan memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat di masa  depan. Kedua, mentransfer dan memindahkan pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga, mentransfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.[2]
Dalam kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan Pemerintah telah mengatur penyelenggaraan pendididikan di Indonesia melalui perundang-undangan dalam UU No. 20 tahun 2003. Dokumen tersebut menyajikan landasan filosofis, tujuan dan fungsi pendidikan nasional. Bahwa tujuan dari pendidikan nasional adalah membuat individu mampu mengembangkan potensinya secara maksimal, mampu berkontribusi tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi masyarakat dan bangsanya. Dalam keterkaitan dengan value dari hasil pendidikan, seorang individu yang telah mengalami proses pendidikan harus mampu mencapai nilai kesejahteraan tertentu.

Kreasi dan Inovasi Metode Pembelajaran PAI


 

Oleh. Rozz Imperata



Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)

Misi Dakwah Nabi di Mekkah

Metode Kisah + Game Evaluasi Otak Kanan
 

Selayang Pandang Metode Kisah
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang bagaimana terjadinya sesuatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja. Metode kisah yang disampaikan merupakan salah satu metode pendidikan yang mashur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh ketulusan hati yang mendalam.[1]
Berkenaan dengan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), metode kisah ini tergolong sangat tepat. Karena untuk memahamkan seseorang (peserta didik) akan suatu kejadian pada masa lampau atau sejarah, butuh suatu metode yang bisa menyentuh hati pendengarnya. Menurut saya, metode ini hampir mirip dengan metode ceramah, yakni sama-sama auditorial. Akan tetapi metode kisah ini lebih menggunakan sentuhan emosional dan tidak bersifat instruktif, di mana metode ini diharapkan mampu membawa pendengarnya tergugah hatinya ketika sejarah dikisahkan atau diceritakan.