Oleh. Rozz Imperata
Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Misi Dakwah Nabi di Mekkah
Metode Kisah + Game Evaluasi Otak Kanan
Selayang Pandang Metode Kisah
Metode kisah mengandung arti suatu cara dalam
menyampaikan materi pelajaran dengan menceritakan secara kronologis tentang
bagaimana terjadinya sesuatu hal, yang menuturkan perbuatan, pengalaman atau
penderitaan orang lain baik yang sebenarnya terjadi ataupun hanya rekaan saja.
Metode kisah yang disampaikan merupakan salah satu metode pendidikan yang
mashur dan terbaik, sebab kisah itu mampu menyentuh jiwa jika didasarkan oleh
ketulusan hati yang mendalam.[1]
Berkenaan dengan mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam (SKI), metode kisah ini tergolong sangat tepat. Karena untuk memahamkan
seseorang (peserta didik) akan suatu kejadian pada masa lampau atau sejarah,
butuh suatu metode yang bisa menyentuh hati pendengarnya. Menurut saya, metode
ini hampir mirip dengan metode ceramah, yakni sama-sama auditorial. Akan tetapi
metode kisah ini lebih menggunakan sentuhan emosional dan tidak bersifat
instruktif, di mana metode ini diharapkan mampu membawa pendengarnya tergugah
hatinya ketika sejarah dikisahkan atau diceritakan.
Implementasi
Metode Kisah Dalam Praktik Metodologi Pembelajaran SKI
Jauh-jauh hari
saya mempersiapkan metode kisah ini dengan sebaik-baiknya. Dengan harapan
ketika praktik menerapkan metode ini di kelas nanti, akan terlaksana dengan
maksimal tanpa kendala yang berarti. Alasan saya memilih metode ini adalah
sebagaimana saya jelaskan pada selayang pandang di atas. Sebenarnya saya ingin
membuat suatu permainan dalam metode ini, akan tetapi saya berpikir ulang untuk
membuatnya. Selain membuat suatu permainan bukan merupakan keahlian, saya rasa
untuk setingkat Sekolah Menengah Akhir (SMA), sebuah permainan dianggap tidak
lagi seru, bahkan cenderung seperti anak kecil.
Apa yang saya
paparkan pada paragraf sebelumnya adalah pendapat pribadi. Walaupun demikian,
niat untuk mengembangkan pembelajaran ini tidaklah pupus. Akhirnya saya memilih
untuk menyandingkan metode kisah ini dengan metode ataupun permainan lainnya.
Saya membuat satu permainan dari Microsoft Power Point. Dengan menggunakan Hyperlink
dan teks terbalik, saya kemas power point sederhana ini menjadi permainan
yang yang bersifat edukatif. Permainan ini berfungsi sebagai bentuk evaluasi
atas materi yang disampaikan. Selain itu, teks terbalik dalam permainan ini
dapat mengembangkan kecakapan, konsentrasi, serta ketrampilan otak kanan
peserta didik.
*******************
Pembelajaran
saat itu berlangsung di Gazebo samping perpustakaan pusat Universitas
Muhammadiyah Malang (UMM). Di bawah rindangnya pohon dan semilir angin yang
berhembus menerpa setiap wajah, saya awali pembelajaran dengan ucapan salam dan
bismillah. Dilanjutkan dengan doa bersama seluruh teman-teman (yang saat itu
berperan sebagai peserta didik) dan dosen saya.
Kebetulan waktu
yang diberikan kepada saya untuk praktik mengajar tak lebih dari sepuluh menit,
saya persingkat penjelasan saya terkait materi pelajaran yang akan saya sampaikan. Melihat wajah teman-teman
yang tak lagi semangat dan tak juga memperhatikan saya, keringat saya menjadi
sedikit bercucuran. Selain pudarnya semangat yang disebabkan menjelang
selesainya jam kuliah, aku sadar mungkin karena metode kisah saya yang terlalu
membosankan. Setidaknya iringan musik instrumental yang saya putar untuk
mengiringi cerita, juga sedikit mengurangi rasa gugup dalam berkisah.
Materi telah
selesai saya kisahkan, tiba saatnya untuk berlanjut pada sesi permainan
evaluasi. Dari keseluruhan siswa yang ada di Gazebo, saya bagi menjadi empat
kelompok. Pada masing-masing kelompok saya sediakan empat laptop yang sudah
terbuka permainan evaluasi di layarnya. Sebelum permainan dimulai, saya
memberikan penjelasan singkat terkait mekanisme permainan itu. Tak lupa saya
memberi tahukan kepada siswa, bahwa satu kelompok yang berhasil menyelesaikan
permainan dengan cepat dan tepat akan saya berikan hadiah sebuah buku.
Instruksi,
siaaap, muulaaaii.... Tanda permainan evaluasi siap dikerjakan. Dalam permainan
evaluasi itu terdapat lima soal pilihan ganda terkait materi yang telah saya
sampaikan dengan metode kisah. Siswa tidak akan bisa melanjutkan pada
pertanyaan selanjutnya jika masih belum berhasil menjawab dengan benar
pertanyaan yang diajukan. Penguasaan materi sangat dibutuhkan, bukan dengan
menebak-nebak jawaban mana yang benar. Ketepatan dan kecepatan menjadi
prioritas utama permainan ini.
Permainan kala
itu berjalan dengan tingginya antusiasme para siswa. Mereka bersungguh-sungguh
dalam mengerjakan soal-soal yang tersedia. Walaupun tak bisa dipungkiri
terdapat beberapa siswa yang tidak turut andil dalam mengerjakan evaluasi,
hanya sekedar ikut nimbrung. Berikut beberapa cuplikan permainan evaluasi:
Terjawabnya
lima pertanyaan dalam permainan evaluasi itu akan berlanjut dengan terbukanya
sesi finishing instruction, yakni instruksi untuk menyelesaikan
permainan. Instruksi tersebut menggunakan teks terbalik, yang bertujuan melatih
ketrampilan otak kanan siswa.
Bagi kelompok
yang telah memahami instruksi dari petunjuk di atas, maka akan menunjuk salah
satu temannya untuk berdiri. Berdirinya siswa perwakilan keompok bukan tanpa
alasan, melainkan untuk menjelaskan hikmah dari materi pelajaran yang baru saja
dipelajari. Permainan berakhir, kelompok tercepat dan tepat menjawablah yang
menjadi pemenang.
Sesuai
janji saya sebelumnya, saya menghadiahkan buku kepada kelompok yang menjadi
pemenang. Hal ini sekaligus menjadi tanda bawa pelajaran telah berakhir, dan
tiba bagi saya untuk menutup pembelajaran. Sebelum saya tutup, saya berikan
nasehat bijak dan dorongan semangat untuk selalu belajar dengan sungguh-sungguh
tanpa kenal lelah, di manapun dan kapanpun. Pembelajaran saya akhiri dengan doa
bersama dan dilanjutkan dengan salam.
Fiqih
Amm dan Khaas
Metode Ceramah + Power Point + Game Peternak Menyeberangkan Kambing
Selayang Pandang Metode Ceramah
Mengambil
pendapat Suryono, bahwa metode ceramah adalah penuturan atau penjelasan guru
secara lisan, di mana dalam pelaksanaanya guru dapat menggunakan alat bantu
mengajar untuk memperjelas uraian yang disampaikan kepada murid-muridnya.[2]
Dari
pengertian di atas, dapat diambil dua poin utama, yakni “penurutan atau
penjelasan secara lisan” dan “menggunakan alat bantu mengajar”. Dari kedua poin
itu, maka dapat saya jabarkan bahwa metode ceramah ini sangat tepat digunakan
ketika waktu yang sempit dengan materi yang banyak, mengingat metode ini
menggunakan lisan, maka akan mudah dalam menjelaskan semua materi yang harus
dijelaskan. Selain itu metode ini cukup tepat digunakan ketika jumlah siswa
sangat banyak.
Walaupun
memiliki kelebihan sedemikian rupa, metode ini tak lepas dari kekurangan. Salah
satu kekurangan yang paling sering terjadi adalah suasana kelas yang tidak
hidup, siswa hanya fokus mendengarkan, hasilnya siswa bosan, kadang tidur. Poin
kedua di atas menjadi jawaban atas kekurangan metode ini. Menurut saya, media
atau alat bantu ajar yang lain yang dijalankan beriringan dengan metode ini akan
membuat metode ini lebih baik lagi.
Implementasi
Metode Kisah Dalam Praktik Metodologi Pembelajaran Fiqih
Hari
itu giliranku presentasi, atau dalam konteks ini praktik mengajar dan penerapan
metode pembelajaran. Namun aku belum siap untuk tampil ke depan. Mengingat saat
itu berbenturan dengan molornya agenda terbesar organisasi yang saya geluti,
sehingga tak sadar bahwa siangnya aku harus berdiri di depan kelas dan
menyampaikan materi. Maka sebagai akademisi dan organisatoris saya memohon maaf
dengan sangat kepada dosen pengampu saya, Bu I’anatut Thoifah, karena saya
tidak bertindak profesional.
Giliranku
kala itu tertunda karena ketidak siapanku, sehingga diganti minggu depannya. Pada
giliranku yang akan datang, saya memilih metode ceramah untuk menyampaikan
materi Amm dan Khaas. Sadar akan kekurangan metode ini yang sering membuat
suasana kelas menjadi tak hidup dan membosankan, saya menyandingkan metode ini
dengan media Power Point. Walaupun bantuan media Power Point hanya sekedar
menampilkan cuplikan teks (inti) yang saya sampaikan, saya berharap siswa ikut
berpartisipasi meskipun hanya membaca. Dengan ini saya harapkan, Power Point
ini akan meminimalisir kekurangan dari metode ceramah tersebut.
*******************
Berbeda
dengan pembelajaran SKI, kala itu pembelajaran Fiqih berlangsung di GKB 2
lantai 5 ruang 503. Lagi-lagi berbeda, di kelas itu terasa pengap juga panas,
bahkan hembusan angin buatan dari kipas angin tak cukup untuk menyejukkan kami
yang berada di dalam kelas itu. Tak apa, memang seperti itu adanya kelas kami. Suasana
macam itu tak akan menghambat kami untuk tetap semangat mencari ilmu.
Pembelajaran
Fiqih saya mulai dengan ucapan salam dan ajakan untuk berdoa bersama yang
dipimpin oleh ketua kelas. Seusai berdoa, saya sempatkan untuk menanyakan kabar
siswa-siswa yang hadir, dilanjutkan dengan melakukan absensi siswa. Absensi
selesai, tiba waktunya bagi saya untuk menjelaskan materi pelajaran.
Materi
pertama adalah Amm. Karena menggunakan metode ceramah, dibantu dengan teks inti
di Power Point, saya menjelaskan panjang lebar mengenai Amm. Materi kedua yakni
Khaas, pun sama dengan materi pertama, saya menjelaskan secara lisan dan
dibantu dengan teks ini yang tertulis pada Power Point yang tersorot di dinding
melalui Proyektor.
Selesai
menjelaskan materi, saya bertanya kepada para siswa, apakah masih ada yang
belum dipahami dari materi yang saya sampaikan. Semua siswa menatap ke arah
saya, tak ada satupun yang mengangkat tangan. Saya bertanya sekali lagi, “sudah
paham semua anak-anak?”, “sudah Pak Guru”, jawab mereka.
Semua
paham, sesuai dengan yang saya harapkan. Untuk memantapkan pemahaman para
siswa, saya memberikan beberapa contoh ayat dan meminta mereka mengidentifikasi
ayat tersebut. Melihat wajah para siswa yang mulai lelah dan tidak konsentrasi
terhadap pelajaran, saya mengajak para siswa untuk bermain suatu permainan. Di mana
permainan itu bertujuan mengembalikan semangat para siswa untuk belajar, dan
meningkatkan logika para siswa, mengingat permainan tersebut adalah permainan
logika.
Petani
menyeberangkan Domba adalah nama permainannya. Untuk menjalankan permainan itu,
saya membutuhkan delapan siswa yang kemudian saya membaginya menjadi dua
kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok tersebut memiliki peran
masing-masing, yakni: Petani, Domba, sayur, dan Srigala.
Petani
bertugas menyeberangkan Domba, sayur, dan Srigala dari tempat A ke tempat B
dengan sebuah perahu dengan selamat. Perahu tersebut hanya mampu menampung dua
penumpang. Tugas petani tidaklah mudah, yang mana petani harus mempertimbangkan
mana yang pertama diseberangkan, kemudian yang mana selanjutnya untuk
diseberangkan.
Memakan
atau dimakan adalah pertimbangan yang harus dipikir dengan matang oleh petani. Misalnya,
petani memilih untuk menyeberangkan Srigala pertama kali, maka petani
meninggalkan Domba dan sayur, akhirnya sayur tersebut akan dimakan oleh Domba. Jadi
petani harus menyeberangkan semuanya tanpa ada yang memakan dan dimakan. Logika
siswa sangat dibutuhkan dalam permainan ini. Berikut beberapa cuplikan
permainan logika (Petani menyeberangkan domba):
Gambar di atas adalah gambaran awal permainan. Terdapat Petani,
Domba, sayur, dan Srigala yang hendak menyeberangi sungai dengan sebuah perahu
kecil yang hanya memuat dua penumpang. Ketika kembali dari seberang, petani
boleh membawa kembali penumpang untuk ditukar dengan penumpang atau tumpangan
yang lain.
Instuksi,
siap, dan mulaaaaiii... Tanda bahwa permainan ini sudah dimulai. Dimulainya permainan
ini membuat para siswa mulai berpikir cepat dan tepat untuk menyelesaikan
permainan logika ini. Bukan hanya siswa yang bermain saja, akan tetapi semua
siswa akan tertarik untuk memecahkan misteri logika di dalam permainan tersebut. Dengan demikian, hal ini
akan melatih dan meningkatkan kemampuan logika para siswa.
Beberapa
menit berlangsung, satu kelompok telah berhasil menuntaskan permainan ini
dengan baik. Karena satu kelompok sudah selesai, saya menghentikan permainan
ini. Terlihat wajah keceriaan pada kelompok yang berhasil menuntaskan
permainan, namun raut wajah malu menghampiri kelompok yang satu lagi. Itulah permainan,
memang harus ada yang menang dan tidak menang.
Tak cukup
sampai di sini. Saya meminta kelompok yang menang untuk menjelaskan ulang
mekanisme permainan dan trik keberhasilan mereka. Sedangkan untuk pihak yang
belum berhasil, saya memberikan pertanyaan terkait materi pelajaran untuk
segera dijawab di depan kelas. Setelah pertanyaan terjawab, saya meminta kepada
kedua kelompok untuk kembali duduk di tempat duduknya masing-masing, seraya
mengajak siswa yang lain untuk kembali tertib dan menyimak pelajaran.
Permainan
usai, saya melanjutkan ajakan saya kepada para siswa untuk mengidentifikasi
beberapa contoh ayat; manakah yang termasuk ayat Amm dan manakah yang termasuk
ayat Khaas. Antusiasme para siswa bertambah setelah dilakukannya permainan di
kelas. Dan dengan semangat mereka kompak menjawab pertanyaan identifikasi
dengan benar.
Terjawabnya
identifikasi ayat menjadi tanda bahwa praktik mengajar saya telah selesai. Sebelum
saya tutup pembelajaran, saya mengajak para siswa untuk mempelajari materi Amm
dan Khaas lebih dalam lagi di luar kelas. Tak lupa selalu memberikan dorongan semangat
tak kenal lelah dalam menuntut ilmu. Akhirnya, pembelajaran saya tutup dengan
doa bersama dan dilanjutkan dengan salam.
Kunci
Jawaban Permainan Logika
1.
Petani
menyeberangkan Domba ke tempat B;
2.
Petani
kembali ke tempat A dan mengambil Srigala untuk diseberangkan ke tempat B;
3.
Petani
kembali ke tempat A dengan membawa Domba dari tempat B untuk ditukar dengan
sayur yang berada di tempat A;
4.
Petani
menurunkan Domba ke tempat A dan menyeberangkan sayur ke tempat B. Di tempat B
sekarang terdapat Srigala dan sayur;
5.
Petani
kembali ke tempat A untuk mengambil Domba dan menyeberangkannya ke tempat B;
6.
Semua
diseberangkan ke tempat B dengan selamat;
7.
Permainan
selesai.
[1] Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam,
(Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 160
[2] Suryono, dkk, Teknik Belajar Mengajar Dalam CBSA,
(Cet. I;Jakarta: Rineka Cipta, 1992), hlm. 99
0 komentar:
Posting Komentar