Kini Ilalang Kecil Tak Lagi Sendiri

Sejak kecil Ilalang itu sendirian. Tak punya kawan, tak ada yang melihat, apalagi merawat. Tak heran, Ilalang itu selalu berulah, ingin diakui keberadaannya.

Bangga Menjadi Anak Petani

Pagi hari tak begitu berat bagi Ilalang. Namun, tidak bagi laki-laki paruh baya yang di pagi harinya harus bergegas pergi ke sawah sebagai seorang petani desa. Petani desa tersebut merupakan ayah dari Ilalang. Walau mereka bapak dan anak, namun mereka tak satu atap.

Televisi; hiburan, pendidikan atau perusak moral

Jangan biarkan anak menyaksikan acara yang tidak sesuai dengan usianya. Orang tua menemani sang anak nonton, bukan malah orang tua yang ditemani anak menonton televisi.

Antara Teori mengajar menurut Howard dengan Sepenggal kisah belajar Naruto

Jika ditelusuri lebih dalam, ternyata pendapat yang dikemukakan oleh Sudjana telah diimplementasikan oleh Naruto. Dalam kesehariannya berjalan menapaki kehidupan..

Satu Bulan Dalam Sanubaru Perjuangan

Seorang filsuf dan politikus Prancis bernama Charles de Montesquieu pernah mengatakan, “agar menjadi benar-benar hebat, seseorang harus berdiri dengan masyarakat, bukan berdiri di atas mereka”..

Setiap Tulisan Punya Pasarnya Sendiri

Jangan mengkerutkan dahi dan patah semangat. Ejekan seperti itu bukan menjadi alasan kita menaruh pena dan berhenti menulis. Berpikirlah positif!! Mungkin selerah mereka yang mengejek tulisan kita terlalu rendah, sehingga tidak tertarik dengan tulisan kita yang luar biasa.

Sabtu, 27 Juni 2015

Satu Minggu bersama Infokom C Shift 5


Oleh. Abdul Rozak Ali Maftuhin


Alarm berbunyi tepat pukul 11:00, ku lihat papan pengingat yang tepat berada di atas ranjang kamar tidurku. Walaupun alarm berbunyi pada jam sekian, bukan berarti sebelum alarm itu berbunyi saya sedang tengah tertidur pulas akibat kekenyangan ketika pagi tadi. Tapi berkhusnudzonlah bahwasannya saya ada kesibukan lain yang lebih bermanfaat daripada tidur.
Tertulis dengan tegas di atas lembaran kertas putih yang menempel pada papan pengingat, bahwa “Saya tidak boleh telat mengajar teman-teman PATI 2015”. Menyikapi hal itu, seketika aku beranjak meninggalkan semua kesibukanku, kemudian menuju tempat yang di dalamnya aku dapat membersikan sekaligus menyegarkan tubuhku, sebut saja tempat itu kamar mandi.
Waktu berlalu, 20 menit bergulir. 20 menit sebelum jam shift ke 5, aku berangkat menuju Lab Infokom untuk berjumpa dengan kawan-kawanku yang akan belajar bersama dengan saya mengenai informasi dan teknologi. Tepat pukul 11:40 aku sudah berada di dalam kelas dan siap untuk belajar bersama, dengan kata lain, aku mendahului jam pembelajaran yang ditentukan.
Selamat datang di Infokom, ucap saya kepada kawan-kawan peserta PATI seraya bertanya kepada mereka perihal kabar. Terdengar jawaban yang menggelegar dengan senyum indah di masing-masing pipi manis mereka “Iya kakak, kabar saya baik”. Mendengar jawaban mereka aku bahagia, walau akan lebih bahagia lagi ketika mereka bertanya balik akan kabarku, karena di Malang ini jarang sekali ada orang yang menanyakan kabarku selain satu orang sepesial, oke stop curhat dulu.
Detik demi detik dan menit demi menit terlewati, tidak terasa sudah satu jam berjumpa dengan mereka, dan itu akhirnya saatnya berpisah dengan mereka dan dilanjut pada pertemuan kedua, karena sudah saatnya kelas saya berganti dengan shift selanjutnya.