Jumat, 11 Desember 2015

Aku Tak Pernah Menginginkan Kehadiranmu dalam Hidupku



Oleh. Abdul Rozak Ali Maftuhin

Usia semakin bertambah semakin bertambah pula masalah yang dihadapi. Kalimat ini ini sering kali terlontar dari mulut sebagian orang yang pernah kita jumpai dalam kehidupan ini. Wahai sahabatku yang budiman, bagi sebagian orang masalah merupakan proses pendewasaan diri, yang mana ia mengajarkan kepada kita agar semakin kuat dan banyak pengalaman tentunya. Namun, bagi sebagian lainnya masalah bagaikan derita tiada akhir yang membuat kebahagiaan hilang dan impian menjadi sirna.
Wahai sahabatku yang budiman ingatlah, masalah bukanlah akhir dari segalanya. Jangan biarkan masalah mematahkan langkah, meruntuhkan semangat, dan menghancurkan impian kita. Karena disadari atau tidak, terkadang ketidak terimaan kita menghadapi suatu masalah akan semakin membuat kita menjadi lebih terpuruk. Bahkan tak jarang dengan situasi seperti ini kita menjadikan orang lain sebagai sasaran atas masalah kita.
Ketika kita mendapati suatu masalah yang berat, pernahkah kita menjadikan orang lain sebagai sasaran dengan mengatakan “andai dia saat itu tidak ada pasti masalah ini tidak akan terjadi”. Jika memang masalah yang kita hadapi disebabkan karena orang lain, mungkin kesadaran diri dari yang bersalah akan membawanya menemui anda seraya meminta maaf. Namun hal yang berbeda akan terjadi ketika kita melayangkan tuduhan terhadap seseorang atas masalah kita sedang orang itu tidak merasa bersalah, atau barangkali memang ia tidak bersalah.
Wahai sahabatku, aku merasa semua manusia harus memiliki positif thinking. Ya benar, pikiran atau prasangka yang baik. Mungkin dalam pikiran kita, andai dia tak ada, kita pun takkan pernah ada masalah. Namun bagaimana jika tak ada dia, justru masalah yang terjadi lebih besar.
Manusia selalu mengeluh dan tidak terimaan atas masalahnya, namun sering juga melalaikan ketika dirinya diterpa kebahagiaan. Saat derita datang, kawan jadi lawan. Berprasangkalah yang baik, bahwa Tuhan menghadirkan orang-orang di sekitar kita bukan untuk alasan yang remeh. Tuhan mendatangkan masalah dan cobaan bukan untuk menjatuhkan, tapi justru menguatkan. Justru ketika kita tidak pernah menjumpai masalah apapun dalam hidup, bisa jadi kita saat itu tidak bergerak sama sekali. Yakinlah tuhan punya rencana yang lebih indah daripada yang kita tahu. Kita butuh yang namanya sabar.
Sabar dan khusnudzon memang sulit dan sangat berat, untuk itu pantas jika Tuhan menghadiahkan balasan yang besar pula (surga), jika mudah mungkin hadiahnya hanyalah Dispenser. Kehilangan kesabaran dan prasangka baik akan membutakan mata dan hati kita. Ingat tuh teman kita yang kemarin menolong kita, lantas kita benci karena kita anggap biang masalah yang baru kita temui. Butuh waktu yang lama untuk akrab, namun butuh waktu sekejab untuk pecah. Lagi-lagi karena masalah.
Ingat sahabatku, kesedihan hari ini bisa jadi bahagia esok hari. Walau kadang kenyataan tak selalu seperti apa yang diinginkan. Ikhlaskan segalanya, kesedihan ini harusnya membuat kita bertahan dan semakin kuat. Dan, serahkan semuanya, keyakinan pada-Nya menjadikan kita tenang. Hidup yang kita jalani, masalah yang kita hadapi, semua yang terjadi pasti ada hikmahnya. Inilah yang diungkapkan D’masiv, juga aku setuju akan itu.

**********
“Kawanku, nasehati aku dikala berbuat salah dan setiap waktu.”
(Rozak Al-Maftuhin)

0 komentar:

Posting Komentar