Oleh. Abdul Rozak Ali Maftuhin
Usia semakin bertambah semakin bertambah pula masalah yang dihadapi.
Kalimat ini ini sering kali terlontar dari mulut sebagian orang yang pernah
kita jumpai dalam kehidupan ini. Wahai sahabatku yang budiman, bagi sebagian
orang masalah merupakan proses pendewasaan diri, yang mana ia mengajarkan
kepada kita agar semakin kuat dan banyak pengalaman tentunya. Namun, bagi
sebagian lainnya masalah bagaikan derita tiada akhir yang membuat kebahagiaan hilang
dan impian menjadi sirna.
Wahai sahabatku yang budiman ingatlah, masalah bukanlah akhir dari
segalanya. Jangan biarkan masalah mematahkan langkah, meruntuhkan semangat, dan
menghancurkan impian kita. Karena disadari atau tidak, terkadang ketidak
terimaan kita menghadapi suatu masalah akan semakin membuat kita menjadi lebih
terpuruk. Bahkan tak jarang dengan situasi seperti ini kita menjadikan orang
lain sebagai sasaran atas masalah kita.
Ketika kita mendapati suatu masalah yang berat, pernahkah kita
menjadikan orang lain sebagai sasaran dengan mengatakan “andai dia saat itu
tidak ada pasti masalah ini tidak akan terjadi”. Jika memang masalah yang kita
hadapi disebabkan karena orang lain, mungkin kesadaran diri dari yang bersalah akan
membawanya menemui anda seraya meminta maaf. Namun hal yang berbeda akan
terjadi ketika kita melayangkan tuduhan terhadap seseorang atas masalah kita
sedang orang itu tidak merasa bersalah, atau barangkali memang ia tidak
bersalah.
Wahai sahabatku, aku merasa semua manusia harus memiliki positif
thinking. Ya benar, pikiran atau prasangka yang baik. Mungkin dalam pikiran
kita, andai dia tak ada, kita pun takkan pernah ada masalah. Namun bagaimana jika
tak ada dia, justru masalah yang terjadi lebih besar.
Manusia selalu mengeluh dan tidak terimaan atas masalahnya, namun sering
juga melalaikan ketika dirinya diterpa kebahagiaan. Saat derita datang, kawan
jadi lawan. Berprasangkalah yang baik, bahwa Tuhan menghadirkan orang-orang di
sekitar kita bukan untuk alasan yang remeh. Tuhan mendatangkan masalah dan cobaan bukan untuk menjatuhkan, tapi justru menguatkan. Justru ketika kita tidak pernah menjumpai masalah apapun dalam hidup, bisa jadi kita saat itu tidak bergerak sama sekali. Yakinlah tuhan punya rencana yang
lebih indah daripada yang kita tahu. Kita butuh yang namanya sabar.
Sabar dan khusnudzon memang sulit dan sangat berat, untuk itu pantas
jika Tuhan menghadiahkan balasan yang besar pula (surga), jika mudah mungkin
hadiahnya hanyalah Dispenser. Kehilangan kesabaran dan prasangka baik akan
membutakan mata dan hati kita. Ingat tuh teman kita yang kemarin menolong kita,
lantas kita benci karena kita anggap biang masalah yang baru kita temui. Butuh
waktu yang lama untuk akrab, namun butuh waktu sekejab untuk pecah. Lagi-lagi
karena masalah.
Ingat sahabatku, kesedihan hari ini bisa jadi bahagia esok hari. Walau
kadang kenyataan tak selalu seperti apa yang diinginkan. Ikhlaskan segalanya,
kesedihan ini harusnya membuat kita bertahan dan semakin kuat. Dan, serahkan
semuanya, keyakinan pada-Nya menjadikan kita tenang. Hidup yang kita jalani,
masalah yang kita hadapi, semua yang terjadi pasti ada hikmahnya. Inilah yang
diungkapkan D’masiv, juga aku setuju akan itu.
**********
“Kawanku,
nasehati aku dikala berbuat salah dan setiap waktu.”
(Rozak Al-Maftuhin)
0 komentar:
Posting Komentar