Oleh. Rozz Imperata
Idealnya manusia hidup kolektif, saling membutuhkan satu
sama lain. Adakalanya seseorang tak bisa melakukan sesuatu itu seorang diri.
Dua kakinya tak mampu menahan berat langkahnya, sehingga membutuhkan pundak
orang lain untuk bersandar. Kadang kepentingan pribadi tak dihiraukan, karena
kepentingan bersama lebih diutamakan.
Namun keadaan tidak seindah yang kelihatannya. Kekecewaan
terkadang menghampiri mereka yang hidup berkelompok. Ketika kepentingan pribadi
lebih diutamakan ketimbang kepentingan bersama. Akhirnya, oportunis seakan
menjadi pilihan yang tak bisa dihindari. Mungkin awalnya berjalan bersama,
hingga akhirnya terpecah dengan jalannya masing-masing.
Diam tak peduli, biarkan semua berjalan apa adanya. Nasehat
hanya menjadi ajang menganggukkan kepala sejenak, lalu memalingkan wajah
setelahnya. Diam tak peduli, biarkan hasil menentukan proses. Diam tak peduli,
biarkan semua mengalir dengan senyum di wajah.
0 komentar:
Posting Komentar