“Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa,” (Al-Baqarah: 2)
Pernyataan
Al-Quran sebagai sumber dari segala sumber ilmu pengetahuan tampaknya
sudah tidak asing lagi di telinga kita. Tapi kalau membaca sendiri mana
ayatnya lalu mana ilmu pengetahuan yang didapatkan dari ayat tersebut
mungkin itu yang akan lebih menggetarkan hati. Anda bisa pikirkan bahwa
ayat-ayat tersebut diturunkan sangat jauh sekali sebelum ilmu
pengetahuan itu ditemukan. Hal ini menunjukkan bahwa Al-Quran memang
mukjizat sepanjang masa. Di bawah ini adalah beberapa ayat yang saya
peroleh dari beberapa sumber beserta ilmu terapannya yang masih berlaku
hingga saat ini dan seterusnya:
Surat As-sajdah ayat 5
يُدَبِّرُ
الأمْرَ مِنَ السَّمَاءِ إِلَى الأرْضِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ فِي
يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ أَلْفَ سَنَةٍ مِمَّا تَعُدُّونَ
“Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut perhitunganmu” (As-sajdah: 5)
Pertama kita lihat
surat As-sajdah ayat 5. Melalui perhitungan matematika yang panjang
berdasarkan fakta yang diperoleh dengan ilmu pengetahuan saat ini, dapat
dibuktikan bahwa surat ini menjelaskan mengenai “kecepatan cahaya”.
Kata kunci yang diungkapkan Allah pada ayat ini adalah “menurut
perhitunganmu”. Urusan, dibawa malaikat dengan suatu kecepatan di mana
apabila dengan kecepatan tersebut ditempuh dalam waktu satu hari, akan
sama dengan seribu tahun “menurut perhitunganmu”.
Di sini kita
akan berhitung, bagaimana surat As-sajdah ayat 5 ini menyatakan bahwa
apabila suatu benda bergerak dengan kecepatan cahaya selama satu hari,
akan menempuh jarak yang sama dengan jarak ditempuh bulan dalam
mengitari bumi sebanyak 12000 kali (yang setara dengan 1000 tahun
perhitungan bulan, sesuai dengan surat Yunus ayat 5 bahwa manzilah bulan
dijadikan agar manusia mengetahui bilangan tahun dan perhitungan.
Asumsi
surat As-sajdah ayat 5 menjelaskan mengenai kecepatan cahaya, sehingga
harus dibuktikan bahwa jarak yang ditempuh oleh malaikat ketika membawa
urusan tersebut dalam satu hari, adalah sama dengan jarak yang ditempuh
oleh bulan dalam waktu 1000 tahun, mengingat perhitungan tahun
orang-orang Arab pada waktu ayat ini diturunkan sampai sekarang
digunakan oleh umat muslim adalah perhitungan bulan.
Rumus dasar
jarak tempuh adalah kecepatan dikalikan waktu. Misalkan kecepatan
malaikat = C, waktu tempuh malaikat adalah t = 1 hari, jarak tempuh
bulan selama satu periode (satu bulan) adalah L dan seribu tahun adalah
yang mana satu tahunya ada 12 bulan, maka dapat dirumuskan:
C x t = 12000 x L ….. (a)
- Kecepatan cahaya yang saat ini diketahui = 299792.458 km/detik
- Waktu sinodik penanggalan bulan adalah 29.530589 hari
- Waktu orbit sebenarnya (sidereal) bulan (mempertimbangkan pergerakan bumi dan bulan terhadap matahari, waktu pengamatan objek relatif terhadap bintang-bintang yang jauh) adalah 27.321582 hari
- Rata-rata radius orbit bulan adalah 384399 km (R)
- Waktu sinodik satu hari bumi adalah 24 jam atau 86400 detik (s)
- Waktu sidereal (waktu sebenarnya) rotasi bumi adalah 23 jam 56 menit 4.100 detik atau 86164 detik (=t)
Catatan:
Nilai sinodik (berdasarkan pengamatan dari Bumi) di atas hanya sebagai
gambaran saja, dan dalam perhitungan berikut yang digunakan adalah waktu
siderealnya. Dari rumus (a) di atas, mengingat L adalah jarak
yang ditempuh bulan dalam waktu satu kali revolusi, mengingat pergerakan
bulan juga dipengaruhi oleh pergerakan bumi dalam mengelilingi
matahari, oleh karena itu:
L = T x V x cos θ…. (b)
Di mana:- V adalah kecepatan rata-rata bulan mengelilingi bumi
- T adalah waktu tempuh bulan mengelilingi bumi
- θ adalah sudut relatif orbit bulan terhadap matahari dalam revolusi mengelilingi bumi dengan memperhitungkan bulan bersama-sama bumi mengelilingi matahari (dalam waktu sidereal). Dalam hal ini V dikalikan dengan cos θ dikarenakan walaupun kecepatan bulan relatif terhadap bumi, akan tetapi kecepatan bulan ini juga dipengaruhi oleh gaya tarik gravitasi matahari. Cos θ memberikan kecepatan bulan relatif terhadap bumi ke arah bintang-bintang yang jauh tanpa dipengaruhi gaya tarik gravitasi matahari (sidereal), seperti gambar di bawah ini:
L = T x ((2 x π x R) / T x cos θ
Sehingga
L = 2 x π x R x cos θ …… (c)
Karena satu kali bumi mengelilingi matahari adalah selama 365.256363004 hari, satu lingkaran penuh adalah 360 derajat, dan waktu orbit penanggalan bulan adalah 27.321582 hari, maka dapat dihitung:
θ= (27.321582 / 365.256363004) x 360 = 26.928400203920024246598326619744 derajat
sehingga
cos θ = 0.8915731585494074768050096881472
mengingat π = 3.1416, maka dari persamaan (c) kita mendapatkan: 12000 x 2 x 3.1216 x 384399 x 0.8915731585494074768050096881472 = 25831447149.25720 km
jadi jarak yang ditempuh bulan dalam seribu tahun menurut perhitungan sekarang adalah 25831447149.25720 km. Karena waktu tempuh bulan dalam kurun waktu seribu tahun ini menurut Al-Quran sama dengan jarak yang ditempuh malaikat dalam waktu satu hari, maka persamaan (a) diperoleh:
C = 25831447149.25720 / t, di mana t adalah waktu sidereal rotasi bumi = 86161.1 detik, sehingga diperoleh C = 299793.616474346 km/detik
Perbandingan antara kecepatan cahaya
hasil perhitungan modern saat ini, dengan kecepatan cahaya di atas
adalah 0.999996136 atau bisa dikatakan 1 banding 1. Bahkan jika
perhitungan di atas diulangi dengan nilai dinodiknya (di mana satu kali
bumi mengelilingi matahari adalah 265.25 hari, satu bulan adalah 29.5
hari, dan satu hari adalah 86400 detik) diperoleh hasil yang jika
dibandingkan dengan nilai kecepatan cahaya hasil perhitungan modern saat
ini adalah 0.98 banding 1. Tentu saja penggunaan nilai sidereal
menghasilkan nilai yang lebih akurat karena nilai tersebut adalah nilai
sebenarnya.
Dari perhitungan di atas, maka tidak diragukan lagi
bahwa surat As-sajdah ayat 5 ini menyatakan bahwa jarak yang ditempuh
kecepatan cahaya dalam waktu satu hari sama dengan seribu tahun menurut
perhitungan manusia. Bahkan dengan perhitungan yang sebenarnya, yaitu
dengan 12000 x (2 x π x R) / 86400, di mana 2 x π R adalah rumus
sederhana panjang orbit bulan mengelilingi bumi (tanpa memperhitungkan
faktor gaya gravitasi matahari dan vektor kecepatan ke arah bintang yang
jauh), diperoleh perbandingan hasil 0.89 : 1, di mana hasil perhitungan
ini lebih besar dari kecepatan cahaya yang diketahui saat ini. Jadi
baik penggunaan nilai sidereal dalam perhitungan (yang lebih akurat),
ataupun dengan perhitungan yang paling sederhana sekalipun, menghasilkan
nilai yang mengindikasikan bahwa “sang urusan” dibawa dengan kecepatan
cahaya (atau lebih, dengan perbandingan nilai yang tidak terlalu jauh
dengan kecepatan cahaya yang diketahui saat ini). Wallahu a’lam.
0 komentar:
Posting Komentar